A.
Teknik
MOP / Vasektomi
Berbagai tehnik MOP mulai
dari yang konvensional sampai VTP (Vasektomi Tanpa Pisau) dan implikasi lainnya
telah dikembangkan dan ditetapkan bagi akseptor KB pria di Indonesia yang mana
setiap tehnik mempunyai keunggulan masing-masing. Adapun tehnik-tehnik tersebut
adalah :
1) Tehnik
konvensional/tehnik standar
Tehnik
konvensional yang lazim dilakukan dengan cara memotong pipa saluran sel benih,
kemudian mengikat kedua ujung potongannya. Karena pipa alat ini ada pada kedua
belah sisi buah zakar, pemotongan dilakukan pada kedua belah sisi. Caranya,
dengan membius lokal dengan suntikan pada kulit sebelah pinggir kantong buah
zakar setelah meraba lokasi pipa sel benihnya. Pada bagian ini diinsisi
beberapa centimeter untuk menemukan sang pipa. Pipa lalu ditarik keluar dan
dipotong kemudian masing-masing ujung pipanya diikat, lalu masukan kembali
kedalam kantung zakar. Bekas luka insisi dijahit dan selesai sudah. Prosesnya
kira-kira 20 menit untuk kedua sisi buah zakar. Prosedur vasektomi meliputi beberapa
langkah tindakan:
1.
Identifikasi dan isolasi vas deferens.
a.
Kedua vas deferens merupakan struktur paling padat di daerah mid-scrotum,
tidak berpulsasi (berbeda dengan pembuluh darah)
b.
Kesukaran kadang-kadang terjadi dalam identifikasi dan isolasi vas deferens
seperti pada keadaan-keadaan:
·
Kulit scrotum tebal
·
Vas deferens yang sangat tipis
·
Spermatic cord yang tebal
·
Testis yang tidak turun
c.
Kedua vas deferens harus diidentifikasi sebelum meneruskan prosedur
vasektomi
d.
Dilakukan immobilisasi vas deferens diantara ibu jari dan jari telunjuk
atau dengan memakai klem
e.
Dilakukan penyuntikan anestesi lokal
2.
Insisi scrotum
a.
vas deferens yang telah di immobilisasi didepan scrotum hanya ditutupi oleh
otot dartos dan kulit scrotum.
b.
Insisi, horizontal atau vertical, dapat dilakukan secara:
·
Tunggal, digaris tengah (scrotal raphe).
·
Dua insisi, satu insisi diatas masing-masing vas deferens.
3.
Memisahkan lapisan-lapisan superficial dari jaringan-jaringan sehingga vas
deferens dapat di isolasi.
4.
Oklusi vas deferens
a.
umumnya dilakukan pemotongan/reseksi suatu segmen dari kedua vas deferens
(1-3 cm), yang harus dilakukan jauh dari epididimis.
b.
Ujung-ujung vas deferens setelah dipotong dapat ditutup dengan:
·
Ligasi
Dapat dilakukan dengan chromic catgut (ini yang paling sering dilakukan)
Dapat pula dengan benang yang tidak diserap (silk), tetapi kadang-kadang dapat
menyebabkan iritasi jaringan atau granuloma.
Ligasi tidak boleh dilakukan terlalu kuat sampai
memotong vas deferens, karena dapat menyebabkan spermatozoa merembes ke jarinag
sekitarnya dan terjadi granuloma.
Untuk mencegah kedua ujung vas deferens agar tidak
menyambung kembali (rekanalisasi), ujung vas deferens dapat dilipat kebelakang
lalu diikatkan/dijahitkan pada dirinya sendiri, atau fascia dari vas deferens
dapat ditutupkan diatas satu ujung sehin gga terdapat satu barrier dari
jaringan fascia, atau ujung vas deferens ditanamkan ke dalam jaringan fascia.
·
Elektro-koagulasi/Thermo-koagulasi
·
Clips
Masih dalam fase eksperimental.
Keuntungan clips:
§ Lebih cepat dibandingkan ligasi
§ Lebih mudah memperhitungkan tekanan yang diperlukan
untuk aplikasi dibandingkan dengan ligasi.
§ Tantalum, bahan clips, tidak diserap dan biologisnert.
§ Potensi reversibilitas besar.
Umumnya dipasaang 2-3 clips pada masing-masing vas
deferens.
5.
Penutupan luka insisi
a.
dilakukan dengan catgut, yang kelak akan diserap.
b. Pada insisi 1cm atau kurang, tidak diperlukan jahitan
catgut, cukup ditutup dengan plester saja
2) Teknik
tanpa pisau/biasa dikenal tehnik VTP (Vasektomi Tanpa Pisau)
Vasektomi
tanpa pisau, adalah suatu tehnik bedah minor tanpa menggunakan pisau bedah.
Kantung buah zakar (skrotum) dilakukan pembiusan lokal, kemudian dibuat lobang (on
hole) kurang lebih 2-3 cm dibawah pangkal zakar (penis), saluran benih
dipotong 0,5-1 cm dan diikat pada ujungnya. Luka operasi tanpa dijahit, hanya
ditutup dengan tensoplast (band aid). Proses tindakan vasektomi hanya
membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit bila dilakukan dengan tenaga dokter yang
terlatih atau kompeten. Tindakan MOP tidak perlu dirawat inap, dapat kembali
bekerja seperti biasa. Luka operasi akan sembuh atau kering dalam waktu 3-5
hari.
3) Tehnik
pembakarann (cauterisasi)
Tehnik yang lebih baru
dilakukan dengan cara pembakaran (cauterisasi) pada pipa sel benih.
Tidak perlu insisi terlebih dahulu (no scalpel vesectomy), melainkan
dengan jarum khusus langsung menembus kulit kantong buah zakar pada lokasi pipa
sel benih berada dan setelah pipanya ketemu, dilakukan cauterisasi. Hasilnya
sama-sama membuat buntu pipa penyalur sel benih.
B.
Teknik MOW/ Tubektomi
Tubektomi/Kontrasepsi mantap adalah salah satu cara
kontrasepsi dengan tindakan pembedahan yaitu memotong tuba fallopii/tuba
uterine yang mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan
memperoleh keturunan lagi dan bersifat permanen. Metode kontrasepsi
permanen yang hanya diperuntukkan bagi mereka yang memang tidak ingin atau
boleh memiliki anak (karena alasan kesehatan). Disebut permanen karena metode
kontrasepsi ini hampir tidak dapat dibatalkan (reversal) bila kemudian anda
ingin punya anak lagi. Pembatalan masih mungkin dilakukan, tetapi membutuhkan
operasi besar dan tidak selalu berhasil. Ada beberapa cara melakukan teknik
tubektomi/sterilisasi, yaitu :
1.
Dengan memotong saluran telur (tubektomi) :
a.
Cara Pomeroy
Cari tuba lalu angkat pada pertengahannya sampai
membentuk lengkungan. Bagian yang berada dibawah klem, diikat dengan
benang yg dapat diserap oleh jaringan. Lakukan pemotongan
(tubektomi) pada bagian atas ikatan,
setelah luka sembuh dan benang ikatan diserap, kedua ujung tuba akan berpisah
satu dan lainnya.
b.
Cara Kroener
Bagian
fimbria dari tuba dikeluarkan dari lubang operasi. Suatu ikatan dengan benang
sutera dibuat melalui bagian mesosalping di bawah fimbria. jahitan ini diikat
dua kali, satu mengelilingi tuba dan yang lain mengelilingi tuba sebelah
proksimal dari jahitan sebelumnya. Seluruh finbria dipotong. Setelah pasti
tidak ada perdarahan, maka tuba dikembalikan ke dalam rongga perut. Teknik ini
banyak digunakan. Keuntungan cara ini antara lain ialah sangat kecilnya
kemungkinan kesalahan mengikat ligamentum rotundum. Angka kegagalan 0,19%.
c.
Cara Madlener
Cari tuba, angkat pada pertengahannya dan klem.
bagian bawah klem, diikat dengan benang yang mudah diserap oleh jaringan, kemudian
klem dilepas dan dibiarkan tanpa dilakukan pemotongan.
d.
Cara Aldridge
Buat
insisi kecil pada peritonium, buka sedikit dengan klem. Tangkap fimbira, lalu
tanamkan kedalam atau dibawah ligamentum. Luka dijahit dengan beberapa jahitan.
e.
Cara Uchida
Tuba
dicari dan dikaitkeluar, kemudian disekitar ampula tuba disuntikkan larutan
salin-adrenalin. Didaerah ini di lakukan insisi kecil, tuba diikat kemudian
dipotong
f.
Cara Irving
Tuba
diikat pada dua tempat dengan benang yang dapat diserap, lalu dilakukan
tubektomi diantara kedua ikatan. Dibuat insisi kecil kedalam miometrium pada
sudut tuba fundus uteri. Ujung sebelah proksimal dibenamkan kedalam insisi
miometrium tadi. Ujung bagian distal boleh pula dibenamkan ke ligamentum latum.
2.
Dengan menjepit saluran telur :
a.
Pemasangan cincin falope ( yoon ring ) terbuat dari silikon.
Bagian ismus tuba ditarik dan cincin dipasang pada bagian tuba tersebut.
Sesudah terpasang lipatan tuba tampak keputih-putihan oleh karena tidak
mendapat suplai darah dan akan menjadi fibrotik. Pemasangan cicin falope dapat
dilakukan pada laparatomi mini, laparoskopi, atau dengan laprokator.
b.
Pemasangan klip.
Klip yang digunakan klip yang
memberikan kerusakan minimal pada tuba sehingga memungkinkan dilakukan
rekanalisasi. klip Filshie mempunyai keuntungan dapat digunakan pada tuba yang
udem.
3.
Dengan membakar saluran telur dengan menggunakan aliran listrik : Fulgurasi,
Koagulasi, dan Kauterisasi.
Beberapa teknik melakukan sterilisasi :
a.
Laparoskopi
Suatu teknik operasi yang menggunakan alat berdiameter 5 hingga 12 mm untuk menggantikan tangan dokter bedah melakukan prosedur bedah didalam rongga perut. Untuk melihat organ didalam perut tersebut digunakan kamera yang juga berukuran mini dengan terlebih dahulu dimasukkan gas untuk membuat ruangan dirongga perut lebih luas. Dokter bedah melakukan pembedahan dengan melihat layar monitor dan mengoperasikan alat tersebut dengan kedua tangannya.
Suatu teknik operasi yang menggunakan alat berdiameter 5 hingga 12 mm untuk menggantikan tangan dokter bedah melakukan prosedur bedah didalam rongga perut. Untuk melihat organ didalam perut tersebut digunakan kamera yang juga berukuran mini dengan terlebih dahulu dimasukkan gas untuk membuat ruangan dirongga perut lebih luas. Dokter bedah melakukan pembedahan dengan melihat layar monitor dan mengoperasikan alat tersebut dengan kedua tangannya.
b.
Mini-Laparotomi
Mini-Laparotomi (minilap) adalah suatu cara sterilisasi yaitu dengan operasi kecil untuk mencapai saluran telur, melalui sayatan kecil sepanjang 1-2,5 cm pada dinding perut.
Mini-Laparotomi (minilap) adalah suatu cara sterilisasi yaitu dengan operasi kecil untuk mencapai saluran telur, melalui sayatan kecil sepanjang 1-2,5 cm pada dinding perut.
0 komentar:
Posting Komentar