Lebih dari
separuh kematian karena trauma kepala disebabkan oleh hipertensi intrakranial.
Kenaikan tekanan intrakranial (TIK) dihubungkan dengan penurunan tekanan
perfusi dan aliran darah serebral (CBF) dibawah tingkat kritis (60 mmHg) à berakibat kerusakan otak
iskemik.
Pengendalian TIK yang berhasil mampu meningkatkan outcome yang signifikan.
Telah dikembangkan
pemantauan TIK tapi belum ditemukan metode yang lebih akurat dan non invasive.
Pemantauan TIK
yang berkesinambungan bisa menunjukkan indikasi yang tepat untuk mulai terapi
dan mengefektifkan terapi, serta menentukan prognosis.
TIK yang normal: 5-15 mmHg
TIK Ringan : 15 – 25 mmHg
TIK sedang : 25-40 mmHg
TIK berat : > 40 mmHg
Fisiologi Tekanan Intrakranial
Tekanan Intrakranial menuju pada
tekanan cairan serebrospinal (CSF) di dalam rongga kranium. Selama CSF mengalir
dalam sumbu kraniospinal, tidak tersumbat à tekanan CSF selalu konstan.
Variasi TIK
tergantung pada:
- Diameter CSF
- Sirkulasi serebral
- abnormalitas intrakranial
Sirkulasi
Serebral
- Otak mendapat 15 % curah jantung
- Aliran darah serebral secara global à
volume darah per menit per 100 gram
jaringan otak.
Kety dan Schmidt à CBF 53
ml/menit/100 gr otak pada individu muda normal
Obrist à CBF 74,5
ml/menit/100 gr otak
Gray matter 24,8 ml/menit/100 gr otak.
- Volume darah serebral sebesar 2 % dari volume
intrakranial (teknik beku pada hewan)
- Volume darah serebral 7% dari volume intrakranial
(invivo pada manusia)
Jika taksiran ini benar, pengembangan massa di kepala bisa mencapai ukuran
sedang tanpa meningkatkan TIK dengan menggeser darah dari rongga kepala.
Sirkulasi serebral dan TIK menunjukkan efek yang bertolak belakang.
TIK meningkat
mengakibatkan vasospasme dan penurunan CBF. Bila TIK mendekati MAP à sirkulasi serebral berhenti.
Vasodilatasi
serebral à volume
darah serebral meningkat à TIK
meningkat
Vasodilatasi :
-
Fisiologis
-
Patologis
Pembuluh darah
serebral mengembang sebagai respon terhadap hiperaktifitas fisiologis dalam
otak.
à Vasodilatasi ini bersifat fokal dan tidak berarti
terhadap CBV.
- Relaksasi lebih luas terjadi pada hiperkapnea.
- CO2 menurunkan resistensi vaskular à CBV
meningkat.
Pada PCO2 30-60 mmHg bebas dari faktor-faktor yang mempengaruhi
autoregulasi.
Perubahan 1 mmHg dari PaCO2 à 2,5%
perubahan pada aliran darah serebral (CBF).
- PaCO2 tidak lagi mempengaruhi CBF saat mencapai 80
mmHg atau < 15 mmHg.
- Selama hipotensi sistemik yang parah
- Saat autoregulasi menghilang
à Efek CO2 menurun
/ menghilang
Kenaikan PCO2
5-7% à
menaikkan CBF 75%
(peningkatan
tekanan arteri sistemik yang disebabkan oleh vasokonstriksi perifer)
Reaksi pembuluh
darah perifer paradoks terhadap hiperkapnea, terjadi karena pelepasan
katekolamin dalam jumlah besar ke dalam darah.
Hipokapnea akibat
hiperventilasi aktif atau pasif à
menurunkan CBF sepertiga nilai dasar (efek ini bebas dari pH arteri)
Penurunan CBF à menghilangkan CBV dan TIK
Penurunan TIK
tidak sampai semenit setelah hiperventilasi buatan
Jika
hiperventilasi dipertahankan dalam jangka panjang TIK pelan-pelan akan
meningkat walaupun tetap lebih rendah (butuh waktu 2 – 5 jam).
Hipokapnea (<
20 mmHg) tidak berarti secara klinis, karena dihubungkan dengan hipoksia
jaringan (saat kurva disosiasi bergeser ke kiri).
Hipoksia yang
berat à
vasodilatasi dan peningkatan CBF.
Hiperkapnea +
hipoksia yang parah à
melumpuhkan p-embuluh darah dan berakibat hilangnya autoregulasi (CBV meningkat
dan peningkatan TIK).
Fisiologi Cairan Serebrospinal
Sebagian besar CSF diproduksi oleh pleksus choroidalis dari ventrikulus
lateralis, sisanya dihasilkan oleh jaringan otak à dialirkan langsung ke rongga sub arachnoid à diabsorpsi lewat vili arachnoid à sagitalis.
Pengikatan /
penghilangan pleksus choroidalis akan menurunkan CSF 60%.
Produksi CSF 0,3
– 0,5 cc/menit (450-500 cc/hari).
Karena hanya ada
volume 150cc CSF di otak dewasa, jadi ada 3 kali penggantian CSF selama sehari.
Produksi CSF
bersifat konstan dan tidak tergantung tekanan.
Variasi pada TIK
tidak mempengaruhi laju produksi CSF.
Absorpsi CSF
secara langsung dipengaruhi oleh kenaikan TIK.
Tempat utama
penyerapan CSF à vili
arachnoidalis (merupakan suatu katub yang diatur oleh tekanan).
Bila fungsi katub
rusak / jika tekanan sinus vena meningkat, maka absorpsi CSF menurun, maka
terjadilah peningkatan CSF.
Obstruksi
terutama terjadi di aquaductus Sylvii dan cisterna basalis.
Kalau aliran CSF
tersumbat à
hidrocephalus tipe obstruktif.
Respon tekanan / volume.
Tengkorak
merupakan kotak kaku yang membatasi pergerakan bebas maupun pengembangan otak.
Isi tengkorak :
- Otak.
- CSF : cairan serebrospinal Total Volume bersifat konstan
- Darah.
Jika salah satu komponen meningkat maka terjadi penurunan komponen lain
(Hukum Monroe-Kelly).
Diantara ketiga
komponen, otak à
volumenya konstan, yang bisa bergeser CSF + darah.
Bila massa otak
meningkat à mula-mula
CSF dan darah keluar dari rongga tengkorak.
Bila massa otak
semakin meningkat à
mekanisme kompensasi tidak efektif à TIK
meningkat.
Peningkatan
volume intrakranial à
peningkatan tekanan sampai dengan nilai kritis tercapai. Setelah itu sedikit
saja penambahan volume à
meningkatkan tekanan.
Volume tambahan
dalam rongga otak akan dikompensasi dengan menggeser CSF ke kantung
duralspinalis (70%) dan penurunan vena serebralis (30%).
Pada obstruksi
foramen magnum tidak ada peran duralspinalis à sehingga mekanisme kompensasi menurun.
Compliance (ΔV/
ΔP) bersifat pressure dependent.
Metode pemantauan TIK:
Ada 3 kelompok
metode pengukuran TIK:
- Epidural (EDP)
- Subdural
- Intraventrikuler.
- Pengukuran Epidural (EDP)
Penanaman sensor tekanan atau penempatan transducer langsung di atas permukaan
dura.
- Pemantauan tekanan subdural
Memasang stopcock yang diisi saline pada rongga subdural melalui lubang
pada kranium. Stopcock ini dihubungkan dengan tranducer melalui pipa intravena
berisis saline.
- pemantauan tekanan ventrikuler.
Penggunaan ventrikulostomi untuk mengeluarkan cairan CSF untuk studi
diagnostik merupakan prosedur neurosurgical yang lama yang paling dapat
dipercaya untuk mengukur TIK.
Kesuksesan dengan ventricular catheter meningkat bila menggunakan CT Scan
untuk mengetahui lokasi dan ukuran dari ventricular.
Jika ventrikulus lateralis menyempit dan tidak terlihat dengan CT Scan à teknik subdural lebih praktis.
Ventrikulus yang dipilih untuk pemasangan kateterisasi pada sisi
kontralateral hemisfer yang terlihat.
Kateterisasi ventrikulus memungkinkan untuk
- Mengukur komplians serebralis.
- Laju produksi CSF dan tahanan aliran dengan cara
menyuntikkan / menyedot sejumlah kecil cairan.
Aplikasi klinis pengukuran TIK:
TIK meningkat di atas normal (15-20 mmHg) à berbahaya pada pasien dengan fraktur basis cranii dan
terjadi kebocoran CSF, TIK tidak berkorelasi dengan pengaruh pengembangan suatu
lesi.
Komplians tidak
lagi valid karena sifat kotak tertutup (tengkorak) sudah tidak ada.
TIK dipengaruhi
oleh kejang.
Kejang à meningkatkan aliran darah otak, metabolisme serebral dan
tekanan vena à TIK
meningkat.
Kaku deserebrasi dan dekortikasi akan meningkatkan metabolisme otot,
asidosis dan tekanan intratorak dan intraabdominal à meningkatkan TIK.
Jadi pencegahan
kejang dan pemberian pelumpuh otot seperti pancuronium, penting untuk
penatalaksanaan cedera kepala.
Perkembangan Anestesi
- Tumor
- Glioma : neoplasma intrakranial yang utama.
- Muncul dari jaringan neoruglial, bersifat invasif
lokal.
- Ada beranekaragam derajat keganasan
- Astrocytoma à kurang
bersifat ganas dan lambat berkembang tapi sering mengalami degenerasi
kistik.
- Glioblastoma à paling
ganas dan paling cepat tumbuh.
- Meningioma à tumor
jinak tumbuh dari duramater tapi menekan otak.
- Terapi bertujuan menurunkan bipertensi intrakranial.
- Secara farmakologi jika kondisi pasien memburuk à
dekompresi bedah + kraniotomi.
- Pasien wanita hamil dengan tumor dilakukan
kraniotomi sebelum melahirkan.
- Hidrocephalus tekanan normal
- Hidrocephalus tekanan normal dicirikan dengan
demensia, ataksia dan inkontinensia urine.
- CT Scan menunjukkan pembesaran ventrikulus lateralis
tapi tanpa peningkatan TIK.
- Penelitian terhada aliran darah serebralis sebelum
penempatan shunt menunjukkan tahanan aliran keluar dan keadaan aliran
rendah pada semua pasien.
- Pseudotumor serebri
- Hipertensi intrakranial jinak atau pseudotumor
serebri terjadi pada wanita gemuk berusia muda. Yang mencirikan gangguan
endokrin tetapi tidak ada gangguan utama pada fungsi hipofise, adrenal,
tiroid atau gonad. Kadar vasopresin CSF, suatu kasus trombosis vena
serebralis dengan hemoglobinemia nocturnal (Marchifava – Michelli
Syndrome) à
gambaran klinis mirip hipertensi intrakranial jinak.
Penempatan pintas lumbar-peri toneal à
perbaikan klinis.
Penatalaksanaan
Anestesi
- Eksisi tumor
Evaluasi pra-anestesi mencakup tanda dan gejala peningkatan TIK :
-
sakit kepala (sering paroksimal, sembuh dengan duduk dan
memburuk dengan batuk)
-
muntah (biasanya proyektil)
-
papil edema
-
pandangan kabur
-
pusing
Pemberian steroid (dexa 4 mg 4x sehari) selama 2-3 hari
sebelum operasi sangat efektif untuk menurunkan edema sekitar tumor dan
menurunkan TIK.
Premedikasi tidak menggunakan narkotik oleh karena
menyebabkan depresi nafas.Diazepam 5 mg oral biasanya memadai.
Obat anti kejang + steroid suplemen diberikan pagi hari sebelum operasi.
Induksi halus sangat penting
menggunakan tiopenthal.
-
Tiopenthal 3 – 5 mg / kgBB
-
Lidocain 1 mg / kg BB
-
Suksinilkolin 1 mg / kgBB
-
Semprotan laringotrakeal 4 mL 4 % Lidocain sebelum ETT
dipasang.
Jadi ketamin dan Enflurane à nyata
meningkatkan produksi CSF dan peningkatan TIK selama beberapa jam.
- Penempatan shunt.
Prosedur bypass biasanya dengan cara menempatkan canul ke dalam ventrikulus
lateralis dan melewatkan ke bawah kulit dan menyisipkan ke dalam rongga
peritoneal.
Kadang-kadang pintasan dibuat dengan mengalirkan ke vena jugularis interna
dan ke dalam atrium kanan atau menghubungkan rongga sub arachnoid lumbaris ke
rongga peritoneal.
0 komentar:
Posting Komentar